Selasa, 25 Oktober 2011

A Thousand Days for Love: Prolog

HELOOOOOOO!!

Gue udah lamaaa banget nggak nge-post apapun di blog ini. Bahkan kalau dihitung-hitung udah nyaris 2 tahun sejak gue terakhir kali posting hal nggak jelas tentang KPK (Komunitas Pecinta Korea). Sekarang ketika gue ada waktu luang, gue sempet2in deh untuk posting fanfic ini. Ini fanfic udah gue buat sejak tahun 2009 dan udah gue posting di beberapa forum. Alhamdulillah, tanggapannya bagus. Makanya sekarang gue coba maintain untuk posting di blog pribadi gue. Semoga bisa berkelanjutan. Tengkyuuu!




PROLOGKenapa mencari calon istri bisa sesulit ini, sih?



Yun Ho tidak pernah membayangkan akan ‘dipaksa’ mencari calon istri sebagai syarat pengangkatan jabatannya sebagai vice president di MBS TV Production. Kalau sekedar syarat lulus S2, Yun Ho sudah berhasil menyelesaikannya 3 bulan lalu di Inggris. Syarat cukup usia (min. 25 tahun) juga sudah dia lewati karena sekarang usianya sudah menginjak 27 tahun. Tapi syarat terakhir, menikah, adalah satu-satunya syarat yang belum ia penuhi.


“Menikah? I don’t really want to...”

Dulu Yun Ho sangat siap menyongsong biduk rumah tangga bersama pacarnya 3 tahun terakhir, Lee Sung Hee. Tapi ketika 5 bulan lalu Sung Hee memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka demi mengejar karier modeling ke Paris, tamat sudah cita-cita Yun Ho menikahinya. Terlebih lagi Sung Hee telah berpaling pada pria lain, Jo Kyu Hyun. Rasanya Yun Ho seperti mau mati saja.


Untuk itu, ia buru-buru menyelesaikan S2-nya, kembali ke Korea, dan masuk ke dalam lingkungan kerja MBS TV Production yang dulu sempat mempekerjakannya selama 2 tahun dengan harapan akan segera naik jabatan menjadi vice president. Selain kapabilitasnya sebagai lulusan S2 luar negeri, seharusnya latar belakangnya sebagai pewaris takhta MBS TV Enterprise milik ayahnya bisa memudahkannya mencapai posisi itu. Namun hambatan utama justru datang dari sang ayah, Presiden Direktur MBS TV Enterprise, Jung Soo Man.


“Aku ingin kau memperkenalkan calon istrimu di hadapan umum pada acara pengangkatanmu sebagai vice president, Minggu malam di Sheraton Walker Hill. Aku tunggu janjimu,” kata-kata Jung Soo Man terngiang-ngiang dalam benak Yun Ho.

Lima hari lagi.


Waktu yang terlalu cepat untuk mencari calon istri.


Yun Ho kemudian menelepon Yoo Chun, mengajaknya bertemu pada istirahat makan siang.


“Park Yoo Chun, kau tahu di mana aku bisa menemukan calon istri dalam waktu lima hari??”


Yoo Chun nampak berpikir, lalu muncul ide brilian dalam benaknya. “Aku tahu! Mari aku bantu dengan senang hati.”

to be continued...