Rabu, 09 Oktober 2013

My Beloved Friends

I got a lot of friends in the past 4 years. Bukan cuma teman dalam arti kata manusia yang sesungguhnya. Tapi teman sejati menurut gue adalah siapa yang menemani gue di saat suka dan duka. Then, the answer is my own vehicle! Tadaaaa! Kalo bagi orang lain kendaraan itu cuma ada di saat mereka butuh pergi dari satu tempat ke tempat lain, kalo menurut gue sih gitu juga. Haha. Gue gak secinta itu ngurusin kendaraan gue sampe rela gak tidur demi dia, mandiin dia sementara gue belum mandi, nganterin ke salon, atau nyemir doi di saat gue pun gak terpoles make up sama sekali. Hello! Walaupun gue jahat sama kendaraan gue, tapi gue tuh cinta sama dia. Gue cinta! Lebay? Yes. Cinta nggak harus ditunjukkan oleh kata-kata, nggak juga harus selalu dilihat pake aksi nyata. Cinta hanya butuh pengorbanan. Nggak intelek banget bahasa gue. Nggak intelek banget juga perasaan gue.

Then, gue pertama kali punya kendaraan sendiri mungkin pas balita. Pertama kali itu sepatu cit-cit-cuit yang bisa bunyi dan nyala-nyala. Damn. Nggak usah diceritain. Gue pernah lihat waktu umur tiga tahun gue naik skateboard. Tapi gue sih curiga itu bukan punya gue. Secara the way of gue menaikinya benar-benar gak elegan. Alih-alih gue naik dengan gagah (umur tiga tahun dan gagah itu bukan padanan kata yang indah), gue cuma duduk di atasnya, lantas ditarik pake sepeda sepupu gue. Terus muka sepupu gue ceria banget seakan gue adalah barang belanjaan yang dia bawa abis dari pasar. Dan herannya, gue masih sempat bawa-bawa boneka yang namanya 'Boneka Coret' gara-gara sekujur mukanya gue coret pake pensil.

Kendaraan ke-2 gue, bisa dipastikan adalah sepeda. Gue rasa sepeda roda empat sih. Warnanya pink. Rodanya putih.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar